EFEKTIF DAN EFISIEN

Menurut Meta AI, efektif dan efisien adalah dua konsep yang terkait namun berbeda dalam konteks manajemen dan produktivitas. Efektif terkait mencapai tujuan yang diinginkan. Meraih hasil yang diharapkan, fokus pada kualitas dan hasil akhir. Contohnya membuat strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan.

Efisien terkait dengan menggunakan sumber daya dengan optimal, mengurangi waktu, biaya, dan sumber daya yang digunakan. Juga fokus pada proses dan cara kerja. Contohnya menggunakan teknologi untuk mengautomasi proses produksi dan meningkatkan efisiensi.

Jika keduanya disandingkan maka ada 4 model. Pertama yaitu efektif dan efisien. Ini yang diharapkan. Tujuan tercapai, kualitas dan hasil akhir sesuai harapan dengan menggunakan sumber daya, biaya dan waktu secara optimal, tidak ada pemborosan. Juga menggunakan metode kerja yang tepat, cepat dan biasanya memanfaatkan teknologi terkini. Teknologi membuat pekerjaan lebih akurat juga mempercepat dengan biaya yang wajar.

Kedua yaitu efektif tapi tidak efisien. Tujuan tercapai, kualitas dan hasil akhir sesuai harapan. Tapi waktu pengerjaan lebih lama, biaya membengkak sangat besar, juga memakai tenaga kerja yang banyak. Bisa jadi juga menggunakan teknologi tapi biayanya besar dan melebihi kebutuhan. Contoh sederhana membunuh tikus dengan pistol. Tikus mati tapi biaya pelurunya mahal.

Ketiga yaitu tidak efektif tapi efisien. Memang penggunaan anggaran sangat minim, SDM juga sedikit. Waktu kerja juga cepat. Tapi hasil pekerjaannya asal-asalan, tidak sesuai harapan. Mutunya buruk. Tujuan program juga tidak tercapai. Program berjalan asal-asalan. Tidak peduli dengan dampak dan impact. Yang penting terlaksana. Laporan ada.

Meskipun kelihatannya efisien, pada akhirnya pemborosan juga. Ibaratnya naik mobil dari Makassar ke Mamuju. Karena ingin hemat, bensin hanya cukup sampai Pare-pare. Akhirnya tidak tiba di Mamuju. Bensin yang sudah digunakan tidak ada hasilnya, sia-sia karena tidak sampai ke tujuan.

Keempat yaitu tidak efektif dan tidak efisien. Ini yang paling parah. Tujuan tidak tercapai, kualitas buruk dan hasil akhir tidak sesuai harapan. Program asal jalan. Tidak peduli dengan dampak dan impact. Tapi waktu kerja sangat lama, biaya sangat besar, SDM sangat banyak. Mungkin karena birokrasi berbelit-belit. SDM tidak kompeten. Juga ada korupsi dan biaya siluman.

Contohnya yaitu proyek pembangunan dari dana APBN yang jadi temuan KPK. Melibatkan pemerintah, anggota Dewan dan juga pelaksana. Ada mark up anggaran tapi korupsi lebih besar daripada biaya realisasi. Korupsinya kadang hingga 70% yang digunakan di lapangan hanya 30%. Contoh yg pernah ramai di berita yaitu kasus e-ktp dan Hambalang pada era SBY. Pada era Jokowi projek tower di Kominfo. Juga Food Estate disebut para pengamat memboroskan anggaran tapi tidak ada hasil. Projek IKN juga dikhawatirkan demikian.

Melihat semangat Presiden Prabowo melakukan efisiensi anggaran yang lagi ramai di media, bisa dua kemungkinan yaitu model pertama: efektif dan efisien atau model ketiga: tidak efektif dan efisien.

Tentu kita berharap semoga efektif dan efisien. Pemotongan anggaran dilakukan karena selama ini ada pemborosan. Ada belanja yang tidak perlu dan bisa diganti dengan cara lain seperti studi banding online sehingga tidak perlu perjalanan dinas. Meskipun ada kritik karena kabinet dan tim di Pemerintah Pusat yang sangat gemuk. Menteri, Wamen, Staffsus dan sebagainya. Itu semua butuh biaya besar.

Jangan sampai yang terjadi model ketiga yaitu tidak efektif dan efisien. Pemotongan anggaran secara besar-besaran membuat program pembangunan berjalan asal-asalan. Akhirnya bukan penghematan tapi pemborosan. Dana keluar meskipun kecil tapi tidak ada hasil.

Efisiensi juga bisa berdampak negatif seperti rusaknya infrastruktur karena tidak ada dana pemeliharaan. Itu menghambat pertumbuhan ekonomi.

Semoga Pemerintah cerdas dan cermat dalam mengambil keputusan. Berpikir jangka panjang bukan jangka pendek. Bersikap adil dan melihat secara komprehensif. Jangan satu program (Makan Bergizi Gratis) yang belum pasti efektif mengorbankan program lain yang selama ini efektif (pendidikan, ekonomi, kesehatan, infrastruktur dasar).

Penulis

Syamril, S.T., M.Pd., Rektor Kalla Institute