Kalla Institute

REVIEW FILM DIVERGENT: KETIKA SIFAT MANUSIA DIBAGI MENJADI 5 FAKSI

Terlahir dengan karakteristik dan keunikan masing-masing merupakan keniscayaan bagi setiap manusia. Perbedaan karakter ini juga lah yang menjadikan kehidupan manusia penuh dengan dinamika. Sepertinya dari sini lah seorang penulis asal Amerika Serikat, Veronica Roth, melahirkan sebuah novel fenomenal bergenre sci-fi (science fiction) bertajuk “Divergent”. Divergent pertama kali dirilis ke publik pada tahun 2011. Novel ini kemudian diadaptasi menjadi sebuah film pada tahun 2014 yang digarap oleh sutradara Neil Burger.

Film “Divergent” mengambil latar di masa depan di kota Chicago yang dikepung oleh tembok raksasa setelah perang yang menghancurkan. Di masa itu, masyarakat dibagi menjadi lima faksi berbeda berdasarkan kecenderungan mendalam mereka. Kelima faksi itu adalah Candor (jujur), Abnegation (penyembahan diri), Dauntless (berani), Amity (ramah), dan Erudite (cerdas). Mereka yang termasuk anggota faksi Candor dapat melihat kejujuran dan kebohongan sejelas hitam dan putih. Anggota faksi Abnegation senantiasa hidup dengan sederhana seakan tanpa ego, mereka mementingkan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.

Sedangkan anggota faksi Dauntless memegang prinsip untuk hidup tanpa rasa takut, mereka menjalani hidup sambil bersahabat dengan adrenalin. Adapun anggota faksi Amity menjunjung tinggi kehidupan yang rukun, tentram, saling membantu dan penuh dengan kasih sayang. Yang terakhir yaitu Erudite, merupakan faksi yang senantiasa mengejar ilmu pengetahuan dan percaya bahwa ilmu pengetahuan merupakan hal paling penting dalam kehidupan manusia.

Pemeran utama film ini adalah seorang remaja yang awalnya berasal dari faksi Abnegation bernama Tris Prior (diperankan oleh Shailene Woodley). Namun, ia menemukan bahwa ia adalah seorang “divergent”, yang berarti ia memiliki kecenderungan yang mendalam ke beberapa faksi dan tidak dapat dimasukkan ke dalam satu faksi saja.

Tris bergabung dengan faksi Dauntless setelah memilihnya di ujian inisiasi, di mana ia menemukan keterlibatan Erudite dan pemimpin mereka, Jeanine Matthews (diperankan oleh Kate Winslet), dalam konspirasi untuk mengambil alih pemerintahan kota. Tris dan teman-temannya kemudian berjuang untuk menghentikan rencana Matthews dan mengungkap kebenaran tentang divergent.

Secara keseluruhan, film “Divergent” mendapat sambutan positif dari penonton dan kritikus. Akting Shailene Woodley sebagai Tris dinilai cukup kuat dan berhasil menunjukkan emosi karakternya dengan baik. Pemeran pendukung seperti Theo James (Four), Kate Winslet (Jeanine Matthews), dan Jai Courtney (Eric) juga berhasil memberikan penampilan yang solid.

Namun, beberapa kritikus menganggap cerita film terasa sedikit tergesa-gesa dan tidak sepenuhnya mengikuti plot novel. Selain itu, beberapa aspek dari dunia distopia yang digambarkan dalam film tidak dijelaskan dengan baik.

Meskipun demikian, “Divergent” tetap merupakan film yang layak ditonton bagi para penggemar genre distopia, terutama bagi mereka yang sudah membaca novelnya. Film ini menawarkan aksi yang seru dan penuh ketegangan, serta memiliki pesan yang kuat tentang nilai-nilai seperti keberanian, persahabatan, dan kebebasan individual.

 

Penulis:

Izza Ariqah Resqia Yusran, Staf Keuangan Kalla Institute

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: