Kalla Institute

PEMROSESAN EMOSI

Emosi berasal dari Bahasa Perancis “emotion” atau dalam Bahasa Latin dikenal dengan emovere, yang artinya keluar. Secara etimologis, emosi diartikan “bergerak keluar”. Emosi merupakan suatu konsep yang luas dan tidak dapat dispesifikkan. Emosi merupakan suatu reaksi bisa positif maupun negatif sebagai dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.

Menurut Emma McAdam, terapis pernikahan dan keluarga, pemrosesan emosi adalah kemampuan seseorang untuk menyadari, menamai, dan mengintervensi apa yang sedang dirasakannya agar dapat membuat keputusan yang tepat dan melanjutkan hidup tanpa beban dan penyesalan. Dan Siegel, seorang penulis terkenal dalam bidang kesehatan mental dan parenting mengembangkan sebuah teknik yang dikenal dengan Teknik SIFT. Teknik ini dapat digunakan untuk membantu kita menyadari dan memperlambat apa yang sedang terjadi. SIFT sendiri adalah akronim dari Sensations, Images, Feelings, & Thoughts.

Elemen pertama adalah sensasi. Penting bagi kita untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa yang sedang terjadi dalam tubuh kita. Jika kita merasa marah atau tertekan, atau apapun itu, luangkan waktu untuk menyadari dan mencari tahu apa yang sedang terjadi dalam tubuh kita. Akan lebih baik jika kita bisa mendeskripsikan sensasi fisik apa yang kita rasakan misalnya merasa tegang di area pundak, atau sakit kepala, atau merasa mual.

Elemen kedua adalah gambaran. Pada saat kita merasakan emosi tertentu, gambaran seperti apa yang muncul di kepala kita. Gambaran ini bisa berupa foto, impresi mengenai aroma, tempat, atau apapun itu yang bersifat visual. Misal, ketika kita sedang marah, kita mungkin memvisualisasikan diri kita memukul seseorang, atau menghancurkan sesuatu, berteriak, berbicara dengan nada tinggi, dan sebagainya.

Elemen ketiga adalah perasaan. Mengenali apa yang kita rasakan dan memberi nama pada perasaan itu dapat membantu kita memahami perasaan tersebut secara lebih baik dan membuat keputusan yang lebih baik yang berhubungan dengan perasaan tersebut. Kita dapat menggunakan kata-kata emosi untuk mendeskripsikan perasaan. Semakin spesifik semakin baik.

Yang terakhir adalah pikiran. Kita tidak perlu menyelami setiap pikiran yang muncul terlalu dalam. Kita hanya perlu mengenali pikiran apa yang melintas di kepala kita dalam satu waktu. Dan Siegel mengatakan bahwa tidak seorang pun dari kita yang mengetahui apa yang menyebabkan kita untuk berpikir. Orang-orang dapat menjelaskan proses berpikir secara ilmiah, mengurai Langkah demi Langkah yang kompleks, tetapi tidak ada yang tau apa yang menyebabkan kita berpikir. Pada saat sebuah pemikiran melintas di dalam kepala, kita tidak perlu berlama-lama menenggelamkan diri berusaha mencari solusinya, kita hanya perlu mengenalinya.

Pemrosesan emosi tidak bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengapa perasaan tertentu muncul, tujuannya adalah untuk menyadari dan mengenali. Teknik SIFT bukan mengenai “mengapa”, tetapi “apa”. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendeskripsikan “apa” yang sedang kita rasakan. Dengan melatih teknik SIFT, kita belajar untuk memegang kendali atas perasaan kita. Ini dapat membantu kita untuk lebih mengerti bagaimana pikiran, perasaan, dan sensasi fisik saling berhubungan satu sama lain. Yang tidak kalah penting, kita juga belajar untuk mengontrol diri dan mengasah kemampuan untuk meregulasi perasaan.

Proses ini hanyalah bagian kecil dari pemrosesan emosi yang lebih besar yang meliputi mengatasi perasaan, menyadarinya, menamainya, menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan perasaan tersebut, dan akhirnya menentukan Langkah yang tepat dalam menyikapi perasaan tersebut.

 

Penulis:

Mirandha Ariesca Riana, Dosen Manajemen Retail Kalla Institute

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: