Kalla Institute

KARENA TAK SEMUA LAHIR SEMPURNA

Guys, Tak semua kita lahir sebagai bintang, matahari atau rembulan. Begitu banyak insan yang dikirim ke pertiwi dengan simbah air mata, luapan amarah dan kecewa tanpa ujung. Tak setiap kita hidup dalam desah nafas terbaik, langkah kaki yang luwes dan senyum yang terbilang manis. Di seantero tanah air, hidup bertebaran handai taulan dengan gerak yang terbatas, tatapan tanpa arah, kemampuan pikir yang tak cemerlang serta tingkah aneh yang tak mudah dipahami. Yaa, di tanah yang kita pijak hari ini, sesungguhnya terdapat penggalan-penggalan kisah tentang hidup anak manusia yang sedang berjuang gigih bahkan untuk sekadar mengerti dan tahu bahwa dirinya adalah bagian dari semesta yang sudah pasti destiny-nya berada di dalam genggaman yang sama; tangan Sang Penguasa Jagat Raya. 

Hidup manusia, tak melulu tentang siapa yang paling beruntung dan siapa yang sedang terseok-seok di kehidupan fana. Sesungguhnya yang paling penting kita tanyakan adalah mengapa masih ada saudara, kawan, sahabat atau tetangga yang harus hidup dalam ruang kesendirian panjang, di jalan sunyi tak bernada? Ada dimana kita, ketika anak-anak kecil yang tanpa salah harus tersisih dari pergaulan hanya karena parameter dan praduga tentang kekurangan fisik yang menampak mata? Ataukah memang kita lebih senang menikmati sendiri fasilitas hidup dan rasa nyaman yang dimiliki tanpa pernah peduli bahwa di pojok-pojok sepi ada manusia lainnya yang sedang mengutuk nasibnya, menyumpahi gerak waktu hingga mempertanyakan dimana keadilan Sang Pencipta?

Mahasiswa Kalla Institute, insan muda pejalan jauh, raga-raga belia pencari udara murni di puncak-puncak gunung. Di kakinya telah dilekatkan sendi lentur nan kuat agar mampu melangkah di tebing-tebing terjal, di riam-riam sungai, membuka setapak-setapak baru di belantara jati, pinus dan eukaliptus. Di bola matanya disematkan tatap dan analisa tajam yang mampu menangkap tiap gerak dan cahaya yang memendar di padang ilalang. Pada jantungnya digetarkan rasa cinta nan kuat pada sesama, tanah air dan langit yang biru. Seluruh usia mudanya telah didedikasikan untuk berbincang dan menuliskan kegelisahan tentang cinta dan kemanusiaan. Hari ini, Mahasiswa Kalla Institute sedang menjejak di halaman rumah anak-anak luar biasa; mendengarkan tiap helaan nafasnya, melihat tingkahnya yang tak biasa, bermain dan tertawa bersamanya dan tak lupa menari, menyanyi di sela rindang dan kerikis pohon mangga di sudut teras. Tak ada batas dan jarak, semua satu dan padu dalam irama lagu tentang kesediaan untuk tak menyerah pada takdir juga kenyataan yang tak seperti mimpi Drama Korea.

Lihat si Yassir guys! Anak istimewa dengan tubuh subur, pemilik senyum terindah. Meski binar matanya tak mampu fokus menatap wajah sesamanya. Tetapi, hatinya selalu dipenuhi rasa riang, gembira dan bahagia melampaui kita yang bergelimang kesempatan, waktu dan perjalanan yang mudah. Ia tak henti bertepuk tangan, memberitakan kepada dunia betapa ia tulus menerima garis tangan yang telah semesta goreskan di kedua telapaknya, meski dengan kata dan seruan yang tak pernah kita mengerti. Hanya isyarat dari sudut retinanya, gerak bibirnya juga tingkah lucunya yang cukup menjadi penanda bahwa Tuhan hadir di hatinya yang seluas savana tak bertepi. Dari Yassir kita belajar tentang rindu tanpa harap yang berbalas, cinta tanpa mesti pamrih dan doa yang tak terucap tegas karena langit maha luas menampung setiap puja dan puji hambaNya yang dibisikkan dari sudut hati terdalam. Yassir dikirim dari langit sebagai wujud kasih sayangNya kepada kita agar paham, agar mengerti dan agar  menyelami rangkaian diksi tentang persahabatan tanpa batas warna, raga dan segala yang kasat mata. 

Lihatlah! Hari ini mereka menari, berputar, bergandengan, bertepuk tangan, menyerap seluruh rasa bahagia yang tersimpan di batas-batas cakrawala. Dedaunan gugur jadi saksi, matahari hadir menghangatkan dan sepoi angin laut membisikkan pertemuan yang manis dan pasti kan dirindukan di masa depan. Tak ada sekat menjadi pemisah ruang dan waktu antara anak-anak luar biasa dan Mahasiswa. Semuanya larut dalam irama lagu yang didendangkan dan tari yang di lenggokkan bersama. Bagi Mahasiswa Kalla Institute, anak-anak luar biasa ini sungguh istimewa! Tak terlihat ada perih dan duka di matanya, meski kita tahu bahwa tangisnya mungkin mendadak pecah ketika merasakan kecilnya kesempatan untuk berlari, melompat atau terbang mengejar mimpi-mimpi yang masih bersembunyi di bilik jantung. 

Mahasiswa membagi waktu terbaiknya untuk berbincang dan menyerap makna dari tiap tutur yang terucap, dari setiap tindak yang berlaku dan dari setiap tawa yang sumringah. Tak mesti mewah atau hingar bingar, karena yang paling penting di setiap pertemuan itu bukanlah tentang berapa lama, tetapi tentang kenangan apa yang bersemayam di dada sepanjang hidup seusai pertemuan itu. Jejak kaki anak-anak rantau di koridor, di tembok-tembok yang retak, di tiang-tiang kayu, di halaman sekolah hingga celah-celah sempit ruang-ruang perjumpaan, mungkin akan segera hilang seiring datangnya senja bersama angin malam. Tetapi, tak perlu kuatir karena tautan hati yang dibangun bersama anak-anak hebat itu akan ada selamanya di sanubari. Biarkan persahabatan dan persaudaraan ini bersemayam selamanya! Waktu boleh berganti, musim boleh berubah dan masa boleh berputar. Tentang cinta dan kasih sang yang telah disemaikan, biarkan mereka tumbuh, subur hingga berbunga aneka warna dan harum purwa rasa. Toh perbincangan dan janji akan pertemuan berikutnya pada suatu masa di hari mendatang, cukuplah menjadi pupuk yang kian menyuburkan rasa rindu.

_

Penulis:

Abdul Hakim S.Pd., MA., Dosen Sistem Informasi dan Teknologi

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: