Pada hari Rabu 19 Juli 2023 diadakan seminar kesehatan mental anak oleh TK Islam Athirah 1 Makassar dengan narasumber psikolog dari PLP Fakultas Psikologi UNM dan polisi dari Polrestabes Makassar.
Ada ungkapan pak Polisi yang cukup menyentak pada seminar yaitu kalau bapak dan ibu jadi pejabat dan punya posisi tinggi, belum dikatakan sukses jika anak-anak bapak ibu belum jadi orang sukses juga. Ada banyak pejabat yang anaknya jadi penjahat. Pelaku kriminal, pengguna narkoba dan pelanggaran hukum lainnya. Jadi ukuran kesuksesan ditentukan oleh keberhasilan orang tua membuat anaknya juga jadi orang sukses.
Sepulang dari acara itu saya merenung dan akhirnya merumuskan konsep tingkatan kesuksesan, modifikasi dari level pemimpin John Maxwell. Apa saja? Ada lima level yaitu sukses posisi, relasi, prestasi, regenerasi dan spiritualisasi. Mari kita bahas satu per satu.
Level pertama yaitu posisi. Bisa berupa jabatan, gelar akademik, dan strata ekonomi. Biasanya level posisi ini yang banyak jadi ukuran di masyarakat. Seseorang dikatakan sukses karena jadi pejabat, bergelar S1, S2, S3. Atau tingkat ekonomi menengah ke atas, tinggal di kawasan elit, rumah dan kendaraan mentereng. Jadi berkisar pada harta, tahta dan wisuda.
Level kedua yaitu relasi. Seseorang dikatakan sukses jika punya banyak teman, jaringan pergaulan luas dan lebih hebat lagi jika pengikutnya banyak. Biasanya tampak pada saat ada acara di mana banyak tamu undangan. Jika banyak tamu karena pejabat tentu wajar. Yang hebat jika tidak menjabat lagi namun tetap banyak teman yang bersamanya.
Beberapa hari yang lalu seorang Kyai meninggal dunia di Jawa Timur. Pengantar beliau ke pemakaman mencapai ratusan ribu jamaah. Ini bukti bahwa beliau orang sukses karena punya relasi yang luas.
Level ketiga yaitu prestasi berupa capaian atau hasil istimewa di bidang kerja atau aktivitas. Pelajar dan mahasiswa dikatakan sukses jika meraih prestasi juara pada lomba akademik dan non akademik atau IPK tertinggi. Karyawan berprestasi jika berhasil mencapai kinerja istimewa dan menjadi best employee. Atlit berprestasi jika meraih juara pada lomba olahraga tingkat lokal, regional, nasional sampai internasional.
Prestasi membangun reputasi dan rekognisi atau pengakuan. Juga meningkatkan rasa percaya diri dan menjadi jalan untuk meraih posisi karir yang lebih tinggi melalui promosi.
Level keempat yaitu regenerasi. Di sinilah berlaku ungkapan great leader create leaders. Pemimpin yang hebat mampu melahirkan peminpin-pemimpin yg juga hebat. Orang tua sukses mampu mendidik anak-anaknya menjadi orang sukses. Guru yang hebat mampu mendidik muridnya lebih kompeten dari dirinya.
Inilah yang dimaksudkan oleh pak Polisi pada cerita di awal. Orang tua sukses karena anak-anaknya juga sukses. Apa kuncinya agar bisa sukses mendidik anak? Secara ringkas orang tua harus memahami dan menjalankan perannya secara paripurna. Tidak hanya jadi orang tua biologis dan ekonomis tapi juga sebagai orang tua sosiologis, psikologis dan agamis. Juga menjalankan amanah sebagai orang tua dengan penuh keyakinan, ikhtiar, do’a dan sabar. Pada kesempatan lain akan diulas lebih mendalam.
Level kelima yaitu sukses spiritualisasi. Maksudnya sukses bagi mereka yang menjalani hidupnya dengan nilai-nilai spiritual keimanan kepada Allah. Menjalankan tugasnya sebagai khalifah untuk ibadah dengan menjalani hidup yang penuh manfaat melalui amal shaleh. Juga mengajak orang lain kepada kebaikan dengan penuh kesabaran.
Itulah sukses sejati sesuai firman Allah pada Al Quran surat Al Asr 1 – 3: Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta nasehat-menasehati dalam kebenaran. Dan nasehat menasehati dalam kesabaran.
Sukses spiritualisasi dapat menjadi jembatan menuju sukses akhirat. Semoga dalam menjalani hidup yang sementara dan singkat ini kita tidak hanya sukses posisi, relasi dan prestasi. Tapi juga dapat mencapai sukses regenerasi dan spiritualisasi. Selamat berjuang.
–
Penulis
Syamril, S.T., M.Pd., Rektor Kalla Institute