Sebagai individu dewasa, diperkirakan setiap harinya kita membuat 35ribu keputusan. Beberapa di antaranya relatif kecil, seperti pakai baju apa atau makan apa untuk sarapan. Keputusan yang biasanya kita lakukan dalam waktu sepersekian detik. Beberapa keputusan lainnya, bisa jadi memiliki pengaruh besar dalam hidup dan butuh waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk memutuskannya. Seperti mau sekolah, kuliah, kerja di mana? Di bulan puasa ini, karena mungkin ada pengaruh HALT, yuk kita cek dulu beberapa potensi hambatan dalam memutuskan segala sesuatu..
Heuristics
Seringkali dalam memutuskan sesuatu, kita melakukannya dengan mengandalkan “alasan praktis” atau yang dinamakan dengan heuristics. Meskipun membantu, heuristics biasanya memiliki sisi negatif.Berikut dua heuristics yang umum:
Representativeness heuristics Keputusan ini biasanya didasarkan pada kemiripan peristiwa sekarang dengan peristiwa di masa lalu. Misalnya, ketika bermain kartu dan kita mendapatkan kartu bagus, kita memutuskan terus bermain karena menduga bahwa kartu selanjutkan juga akan bagus. Padahal dalam bermain kartu tidak ada kaitan antara game sekarang dan game sebelumnya.
Availability heuristics Misalnya, kita memutuskan untuk berkendara darat karena kita berita kecelakaan pesawat sedang banyak dibicarakan. Padahal pada kenyataannya, berkendara darat lebih tinggi kemungkinan kecelakan dibanding pesawat.
Terlalu percaya diri
Masalah lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan adalah kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan pengetahuan, keterampilan, atau penilaian kita sendiri. Salah satu contoh dari terlalu percaya diri ini dikenal dengan dunning-kruger effect. Individu dengan dunning-kruger biasanya merasa dirinya lebih superior, pintar, dan hebat. Sedangkan orang lain adalah kebalikan dirinya. Dalam pengambilan keputusan, terlalu percaya diri membuat individu tidak menyadari betapa tidak tahunya mereka akan sesuatu. Selain itu, informasi/pengetahuan yang kami miliki tentang topic tertentu mungkin saja salah atau mungkin berasal dari sumber yang tidak dapat diandalkan.
Pandangan Masa Lalu
Secara psikologis, ada kecenderungan kita melihat masa lalu dan berpikir bahwa apa yang terjadi kemudian adalah hal yang sudah kita duga sebelumnya. Hal tersebut mengarahkan kita bahwa kita seakan-akan punya kemampuan untuk menduga hal yang akan terjadi di masa depan. Ini dapat membuat kita percaya bahwa kita sebenarnya dapat memprediksi konsekuensi dalam situasi yang benar-benar bergantung pada kebetulan. Kecenderungan ini dapat menyebabkan masalah karena membuat kita mengambil keputusan hanya berdasarkan informasi yang kita pelajari dari kesalahan masa lalu yang belum tentu sepenuhnya sama.
Ilusi hubungan
Ketika mengambil keputusan, kita terkadang melihat hubungan yang sebenarnya tidak ada. Misalnya, ketika kita memiliki pengalaman buruk dengan seorang pengusaha yang kasar, kita dapat mengira bahwa semua pengusaha itu kasar. Contoh lainnya adalah ketika kita ingin punya hewan peliharaan baru tetapi tidak yakin hewan apa. Karena memiliki pengalaman buruk dengan seekor anjing, kita yakin bahwa semua anjing buruk dan akhirnya memutuskan untuk tidak memilih anjing. Kecenderungan untuk melihat hubungan yang sebenarnya tidak adal itulah dinamakan sebagai ilusi hubungan.
Pada umumnya, kita percaya bahwa pilihan yang kita buat adalah berdasarkan logika dan rasionalitas. Namun demikian, ada sejumlah hambatan dalam mengambil keputusan seperti yang telah dijelaskan di atas. Dengan mengetahui hambatan di atas, kita dapat lebih mempersiapkan diri dalam mengambil keputusan.
–
Penulis:
A. Fasrianah, S.Pd.,
Staff SPMI Kalla Institute