Kalla Institute

DAMPAK BURUK FASHION WASTE

Sampah fashion tanpa disadari merupakan sampah terbesar di dunia setelah sampah plastic. Orang-orang banyak yang belum mengetahui fakta ini dan belum mengetahui dampak buruk di baliknya. Berikut dampak-dampak buruk dari sampah fashion bagi lingkungan. 

Fashion Waste memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat. Beberapa dampak buruknya meliputi:

  • Pencemaran Lingkungan: Industri fashion menciptakan limbah tekstil yang besar, termasuk serat sintetis yang sulit terurai. Limbah kimia dari pewarna dan bahan kimia tekstil juga dapat mencemari air dan tanah.
  • Emisi Gas Rumah Kaca: Produksi pakaian memerlukan energi dan bahan bakar fosil, yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida. Transportasi pakaian dari tempat produksi ke konsumen juga menyumbang pada emisi ini.
  • Penebangan Hutan: Bahan baku untuk tekstil seringkali berasal dari penebangan hutan, yang dapat mengancam keanekaragaman hayati dan menyebabkan hilangnya habitat alam.
  • Pemborosan Sumber Daya: Produksi pakaian yang berlebihan membutuhkan penggunaan sumber daya seperti air, bahan kimia, energi, dan tenaga kerja yang berlebihan. Ini membuang-buang sumber daya berharga.
  • Kondisi Buruh yang Buruk: Banyak pabrik garmen di negara-negara berkembang mempekerjakan pekerja dengan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk. Ini menciptakan ketidakadilan sosial.
  • Konsumsi Berlebihan: Budaya konsumsi yang berfokus pada mode cepat mendorong pemborosan dan siklus pembelian yang tidak berkelanjutan.
  • Kesulitan Dalam Daur Ulang: Banyak pakaian terbuat dari campuran serat yang sulit didaur ulang, sehingga akhirnya banyak pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
  • Kerusakan Ekosistem: Pewarna dan bahan kimia yang digunakan dalam produksi pakaian dapat merusak ekosistem air dan tanah, mengancam keberlanjutan sumber daya alam.
  • Mikroplastik: Pencucian pakaian sintetis melepaskan serat mikroplastik ke dalam air, yang dapat mencemari lautan dan memengaruhi ekosistem laut.
  • Kesengsaraan Hewan: Produksi kulit dan bulu hewan seringkali melibatkan perlakuan yang tidak etis terhadap hewan.

 

Untuk mengurangi dampak negatif ini, diperlukan perubahan dalam cara kita memproduksi, mengonsumsi, dan mendaur ulang pakaian. Ini termasuk mendukung mode berkelanjutan, mendaur ulang pakaian yang sudah tidak terpakai, dan memilih pakaian dengan bijak.

 

Penulis:

Fitriyani, SE., MM., Dosen Manajemen Retail Kalla Institute

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: