Konflik antara Israel dan Palestina, khususnya di wilayah Gaza, telah menjadi salah satu konflik terpanjang dan paling merusak di dunia. Pada dasarnya, konflik ini bermula dari ketidaksepakatan historis antara Israel dan Palestina terkait tanah air. Wilayah yang kini menjadi Israel dan Palestina adalah pusat perhatian berbagai agama dan budaya, sehingga berbagai kelompok merasa memiliki klaim atas tanah tersebut. Selama puluhan tahun, bentrokan berdarah, serangan militer, dan penindasan terhadap warga Palestina, terutama di Gaza, telah memunculkan isu-isu kekejaman yang menghancurkan.
Salah satu aspek kekejaman terbesar adalah serangan militer yang sering terjadi di Gaza. Serangan ini seringkali ditujukan kepada wilayah pendudukan sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan pemukiman penduduk. Dalam serangan tersebut, warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, sering menjadi korban yang tidak berdosa. Hal ini telah mengakibatkan kematian ribuan orang dan melukai puluhan ribu lainnya. Dampak psikologis yang ditimbulkan dari pengalaman ini sangat berat dan telah menghancurkan banyak keluarga di Gaza.
Selain serangan militer, kebijakan blokade yang diberlakukan oleh Israel di Gaza juga merupakan bentuk kekejaman yang merugikan penduduk setempat. Blokade ini telah membatasi akses mereka terhadap barang-barang kebutuhan pokok, termasuk makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan. Dengan infrastruktur yang rusak akibat serangan militer, warga Gaza telah terjebak dalam kondisi kemiskinan dan kelaparan yang menghancurkan kehidupan mereka sehari-hari.
Permasalahan lain yang memperburuk situasi di Gaza adalah pemukiman Israel yang dibangun di tanah Palestina. Ini menyebabkan pemukim Israel menetap di wilayah yang seharusnya untuk warga Palestina, mengakibatkan pengusiran paksa dan ketidakstabilan bagi rakyat Palestina. Pemukiman ini adalah salah satu elemen terpenting dalam konflik dan telah menghancurkan kehidupan ribuan warga Palestina.
Kekejaman di Gaza juga menciptakan konflik generasi yang sangat merusak. Banyak anak di Gaza tumbuh dalam kondisi yang penuh dengan ketegangan dan ketakutan. Mereka terpapar pada kekerasan dan penderitaan, yang mengakibatkan trauma yang mendalam dalam kehidupan mereka. Generasi muda ini menghadapi masa depan yang tak pasti dan terkendala dalam usaha mereka untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Untuk mengakhiri kekejaman di Gaza, diperlukan upaya bersama dan komitmen dari kedua belah pihak. Dialog, kerja sama internasional, dan upaya untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan harus menjadi fokus utama. Semua pihak harus menghormati hak asasi manusia dan menghindari serangan terhadap warga sipil. Hanya melalui pendekatan yang adil dan berlandaskan pada perdamaian, kita dapat mengakhiri kekejaman dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang yang terlibat dalam konflik ini. Gaza yang hancur harus dipulihkan menjadi wilayah yang sejahtera dan damai bagi rakyatnya.
_
Penulis:
Mirandha Ariesca Riana, S.E., M.M., Dosen Manajemen Retail Kalla Institute