Pada dasarnya awal keberadaan perpustakaan lebih dahulu dibanding kertas, buku ataupun mesin cetak. Mulanya koleksi perpustakaan hanya tulisan-tulisan yang menggunakan media papyrus, perkamen, tablet tanah liat (Sahidi, 2018: 144). Perpustakaan seperti sekarang merupakan hasil evolusi yang cukup panjang, yang kemudian berkembang secara dinamis sampai sekarang, karena perkembangan perpustakaan sejalan dengan perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia (Nurhadi, 1983: 15).
Perpustakaan Alexandria adalah salah satu bagian penting dalam sejarah perkembangan perpustakaan, salah satu fondasi berdiri dan berkembangnya ilmu perngetahuan. Perpustakaan Alexandria didirikan sekitar tahun 295 Sebelum Masehi di Mesir, oleh Ptolemaios II Filadelfos (283 – 246 SM) yang awalnya dari ide atau usulan dari Demetrios dari Faleron (Seorang Negarawan asal Athena yang menjalani masa pengasingan di kota Alexandria) kepada Ptolemaios I Soter yakni seorang Jendral Yunani yang juga mendirikan kerajaan Ptolemaik yang berada di bawah kepemimpinan Aleksander Agung yang menjadi penguasa di mesir (323 – 283 SM). Kemudian ide itu mampu di realisasikan oleh anak dari Ptolemaios I Soter yakni Ptolemaios II Filadelfos, yang menjadi seorang Raja Dinasti Ptolemaik saat itu, dari tahun (283 – 246 SM).
Perpustakaan Alexandria menjadi perpustakaan terbesar pertama didunia kala itu yang memiliki koleksi paling banyak, 40.000 sampai 400.000 koleksi dari gulungan kertas papyrus (Rhoni Rodin, 2022: 9). Sekitar 100 cendikiawan ditugaskan untuk mengelola Perpustakaan tersebut sekaligus mengurus museum yang sudah di bangun oleh ayahnya Ptolemaios I Soter. Tugas para cendikiawan adalah memberikan kuliah, melakukan penelitian, menerbitkan menerjemahkan, menyalin, serta mencari dan mengumpulkan naskah dari berbagai wilayah/negara dan penulis.
Perpustakaan Alexandria bertahan hingga berabad-abad hingga memiliki koleksi sangat lengkap, mencapai 442.800 koleksi dan 90.000 koleksi ringkasan yang belum di jilid pada masa kepemimpinan Ptolemaios III Euergetes (246 – 222 SM), hingga perkembangan pengelolaan koleksinya menggunakan menggunakan Alphabetical order untuk memberi klasifikasi pada koleksinya yang disusun berdasarkan bidang ilmu yang dibuat oleh Aristoteles. (Enny Anggraeny dalam Rhoni Rodin 2022: 9). Karena memiliki koleksi yang sangat banyak Perpustakaan Alexandria disebut sebagai pusat Ilmu Pengetahuan pada masa itu.
SUMBER:
Nurhadi, Muljani. (1983) Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Rhoni Rodin. (2022) Sejarah dan Perbandingan Perkembangan Perpustakaan di Dunia. Kediri: Lembaga ChakraBrahmanda Lentera.
Sahidi, S. (2018). Eksistensi perpustakaan sebelum kehadiran Islam. IQRA`: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (e-Journal), 12(1). https://doi.org/10.30829/iqra.v12i1.1858
_
Penulis:
Efan Saputra, S.IP., M.IP., Staf Perpustakaan Kalla Institute