PENYAKIT PEMIMPIN

Menurut Ust. Khairuddin yang mengutip dari Jamil Azzaini: “pemimpin perlu melakukan tirakat untuk membersihkan dirinya dari 5 penyakit”. Apa saja penyakit tersebut? Dapat disingkat dalam kata SSD – CM yaitu sombong, serakah, dengki, cari alasan, menyalahkan orang lain.

Penyakit pertama yaitu sombong. Cirinya ada dua yaitu merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Ini penyakit hati yang paling mudah menjangkiti pemimpin. Biasanya pemimpin dipilih karena memiliki kelebihan dari orang lain. Lebih pintar, lebih populer, lebih dermawan, dan lain sebagainya.

Akibatnya mudah muncul rasa ‘ujub dan bangga diri. Lama-lama menjadi sombong. Merendahkan orang lain. Melihat dirinya lebih hebat dan lebih pintar. Akhirnya tidak mau mendengarkan masukan dari orang lain. Alergi dengan kritikan. Maunya menasehati bukan dinasehati meskipun salah. Jadilah dia pemimpin yang menolak kebenaran.

Penyakit kedua yaitu serakah. Cirinya menginginkan lebih banyak dari kebutuhannya dengan menghalalkan segala cara. Tidak pernah merasa cukup karena dorongan hawa nafsu. Lihatlah para koruptor. Mereka bukan orang miskin. Nafsu serakah cinta harta membuatnya korupsi dalam jumlah yang tidak masuk akal. Sebelumnya diduga mereka korupsi karena gaji rendah. Setelah gaji dinaikkan, tetap korupsi bahkan lebih menggila.

Ada pejabat kehakiman yang korupsi sekitar 1000 M atau 1 Trilyun. Padahal sudah digaji besar. Jika tiap bulan dibelanjakan 1 M maka baru habis setelah 83 tahun lebih. Menghabiskan 1 M per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup pasti lebih dari cukup. Tapi tidak akan cukup untuk memenuhi keinginan. “Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penghuninya. Tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan satu orang yang serakah”, kata Mahatma Gandhi.

Penyakit ketiga yaitu dengki atau iri hati. Cirinya cemburu yang berlebihan terhadap keberhasilan dan kebahagiaan orang lain. Ini muncul karena sebagai pemimpin, dia tidak mau disaingi orang lain. Dia tidak mau ada orang yang lebih pintar. Dia tidak mau ada orang yang lebih hebat, lebih populer. Hanya dia yang hebat, populer dan pintar.

Rasa dengki dan iri hati membuatnya bisa melakukan tindakan negatif. Tujuannya agar orang yang menyainginya popularitasnya jatuh. Maka dibuatlah fitnah, opini negatif, pembunuhan karakter bahkan kriminalisasi. Mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan saingan. Dalam dunia politik hal itu lumrah dan biasa terjadi. Apalagi menjelang Pemilu. Itulah bahayanya penyakit dengki jika menimpa pemimpin.

Penyakit keempat yaitu cari alasan. Pemimpin yang kena penyakit ini, jika gagal ia tidak berani mengakuinya secara jantan. Bagi dia, gagal terjadi bukan karena ketidakmampuannya. Dia tetap merasa hebat dan pintar. Gagal terjadi karena faktor di luar dirinya. Dia pun mencari alasan. Bisa jadi alasannya benar. Tapi sering karena cari-cari alasan.

Penyakit kelima yaitu menyalahkan orang lain. Ini salah satu bentuk dari cari alasan jika ada masalah. Cari alasan jika gagal dalam bekerja. Bukannya melakukan evaluasi dan introspeksi diri, malah menyalahkan orang lain. Menyalahkan anak buah, tim kerja atau pihak eksternal. Akibatnya masalah tidak terselesaikan. Malah tambah besar dan bisa terjadi konflik dengan orang lain.

Itulah 5 penyakit yang perlu dihindari oleh para pemimpin. Caranya dengan menyadari bahwa kepemimpinan adalah amanah dan ujian dari Allah. Menjadi pemimpin bukan karena kehebatan diri sendiri. Tidak ada gunanya sombong dan dengki. Sadari semuanya akan dipertanggungjawabkan. Tidak ada gunanya serakah, cari alasan dan menyalahkan orang lain.

Penulis: Syamril, S.T., M.Pd., Rektor Kalla Institute