Kalla Institute

PEMBATAS BUKU

Beberapa hari ini saya menghabiskan waktu untuk membongkar kumpulan buku yang terbeli selama kuliah di Australia dan Belanda. Tersimpan dalam 3 kontainer yang berdebu. Terabaikan. Untungnya kondisi buku tersebut masih terjaga. Di salah satu text book Econometrics, matakuliah yang paling saya hindari, saya temukan pembatas buku lucu bertuliskan “Life’s fun with Math”. Pemberian seorang teman dari Georgia karena telah membantunya menyelesaikan tugas.

Pembatas buku mungkin hanya benda kecil yang biasanya kita jumpai dan kita gunakan menandai bagian yang telah kita baca. Tapi seperti hal besar lain dalam hidup manusia yang terdampak oleh teknologi, benda kecil ini pun eksistensinya mulai pudar dengan munculnya ebook. Sebelum keberadaan pembatas buku ini hilang, saya tertarik untuk melakukan mini riset terkait cerita di balik penemuan dan perkembangan benda ini.

Ternyata, sejak zaman kuno, pembatas buku telah digunakan sebagai alat untuk menandai halaman dalam buku agar mudah ditemukan kembali saat dibaca lagi. Salah satu pembatas buku tertua yang pernah ditemukan adalah pembatas buku Mesir kuno, yang terbuat dari batu kapur dan memiliki gambar-gambar dari hieroglif yang indah. Pembatas buku ini dibuat sekitar 2.500 tahun yang lalu dan ditemukan di makam seorang pejabat Mesir. Ada juga pembatas buku yang ditemukan pada abad ke-13 di Mesir, yang terbuat dari bahan kertas dan kulit hewan. Namun, penggunaan pembatas buku yang lebih umum dimulai pada abad ke-16, ketika cetakan buku pertama kali diperkenalkan di Eropa. Pada saat itu, pembatas buku yang paling umum digunakan adalah tali yang diletakkan di antara halaman buku.

Selama abad Pertengahan, pembatas buku sering dibuat dari bahan-bahan seperti kayu, emas, dan perak, dengan gambar-gambar yang indah dan ukiran yang rumit. Pembatas buku ini sering menjadi karya seni yang indah dan sangat dihargai oleh orang-orang kaya pada saat itu. Jadi fungsinya bukan hanya sekedar pembatas buku namun menjadi benda berharga karena unsur estetikanya. 

Salah satu penemu pembatas buku modern yang terkenal adalah John Kellogg pada tahun 1872. Kellogg menciptakan pembatas buku dengan melekatkan pita satin ke sepotong kertas, sehingga pembatas buku tersebut menjadi lebih tahan lama dan lebih estetis. Pada abad ke-19, pembatas buku mulai diproduksi massal dengan menggunakan mesin cetak, dan banyak dari pembatas buku ini yang terbuat dari kertas atau karton yang mudah dilipat dan dihias dengan gambar-gambar yang menarik. 

Perkembangan bentuk dan fitur pembatas buku sangat berkembang seiring dengan jumlah pembaca buku. Pembatas buku modern saat ini malah ada yang dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan seperti penjepit halaman, catatan, atau lampu baca. Beberapa pembatas buku bahkan dilengkapi dengan teknologi digital yang memungkinkan pembaca untuk menyimpan catatan

Walau pembatas buku saat ini menawarkan pengalaman membaca yang lebih dengan fitur dan aneka bentuknya, sebagian orang masih lebih suka menggunakan sesuatu yang lebih kreatif, seperti foto, kertas yang dihias sendiri, atau bahan-bahan yang lebih eksotis seperti bulu burung atau kain tradisional. Sehingga, penggunaan pembatas buku masih tetap menjadi sebuah hal yang dipersonalisasi dan menunjukkan kesukaan dan kepribadian seseorang.

Penggunaannya yang terdisrupsi oleh teknologi ebook, pembatas buku kini tidak hanya sebagai alat praktis pembatas buku, namun dapat menjadi hadiah yang indah dan bermakna. Beberapa pembatas buku dibuat khusus dengan desain dan kalimat-kalimat yang menarik, sehingga dapat menjadi hadiah yang sangat spesial bagi seseorang yang suka membaca. 

Pembatas buku juga dapat digunakan sebagai alat untuk mempromosikan budaya atau bahkan sebagai alat untuk menyebarkan pesan-pesan positif. Beberapa pembatas buku yang dijual oleh organisasi amal atau lembaga pendidikan, misalnya, sering dilengkapi dengan pesan-pesan untuk mempromosikan kebaikan atau meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial yang penting.

Mungkin kedepannya kita akan melihat pembatas buku menjadi bagian dari industri kreatif. Dimana seniman dan pengrajin menciptakan pembatas buku yang unik dan indah yang dapat menjadi karya seni yang sangat berharga bagi kolektor atau penggemar buku.

 

_

Penulis:

A. Fauziah Yahya, S.E., S.S., M.HRMgt., Dosen Kewirausahaan Kalla Institute

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: