Kalla Institute

NOKTAH MERAH PERKAWINAN: PENTINGNYA PERAN KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN

Noktah Merah Perkawinan adalah sebuah film garapan sutradara Sabrina Rochelle Kallangi. Film ini merupakan hasil adaptasi dari sebuah sinetron tahun 90-an yang berhasil di-remake dengan apik oleh sang Sutradara. 

Bertabur aktor-aktor papan atas Indonesia, tak heran film ini berhasil meraup popularitas luar biasa dan menduduki posisi Top 10 Indonesian Movies di Netflix. Ada Oka Antara yang berperan sebagai Gilang Priambodo, Marsha Timothy sebagai Ambarwati, serta Sheila Dara Aisha sebagai Yulinar. 

Film ini secara garis besar menceritakan tentang konflik yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga sepasang suami istri yang sudah berjalan selama 11 tahun dan dikaruniai dua orang anak. Namun, selain menceritakan tentang konfliknya, film ini juga turut mengajak penonton untuk memahami bagaimana menghadapi masalah atau badai rumah tangga. 

Tidak seperti kebanyakan pemicu pertengkaran rumah tangga yang umumnya disebabkan faktor ekonomi atau orang ketiga (perselingkuhan), faktor utama pecahnya konflik dalam rumah tangga Gilang dan Ambar adalah kurangnya komunikasi. Gilang yang selalu merasa bisa mengatasi masalah seorang diri dan Ambar yang merasa tidak dianggap dan tidak berharga karena tidak pernah dilibatkan suaminya sendiri dalam penyelesaian masalah rumah tangga mereka kerap kali saling memberikan silent treatment. Tentu saja hal ini tidak menyelesaikan masalah, malah terkesan menghindari dan membuat masalah ini seakan menjadi bom waktu. 

Belum lagi adanya faktor eksternal seperti ikut campur orang tua dari kedua belah pihak dan munculnya Yuli yang tanpa sadar menjadi potensial orang ketiga. Yuli sendiri adalah murid di kelas kerjaninan keramik Ambar. Pertemuan Yuli dan Gilang bermula ketika Gilang setuju menjadi arsitek kebun untuk café pacar Yuli. 

Karakter Yuli yang digambarkan sebagai perempuan penuh cinta ini jatuh hati di tempat dan waktu yang salah. Seiring dengan kebersamaannya dengan Gilang selama menjalan project bersama, menumbuhkan rasa yang tidak seharusnya ada di hati Yuli. Dan meskipun Gilang murni sedang menjalankan profesinya, ia yang dalam hati menikmati waktu bersama Yuli sebenarnya dapat disebut perselingkuhan juga. Karena kesannya Gilang terlihat seperti mencari tempat singgah yang nyaman di tengah konfliknya bersama sang istri. Ya, ternyata ada perselingkuhan yang bisa terjadi karena “tidak sengaja”.

Terlepas dari semua masalah itu, film ini juga mempertontonkan bagaimana Ambar dan Gilang berusaha dengan cara mereka masing-masing untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Ada ego yang ditekan, emosi yang diredam, dan rasa sakit yang diabaikan. Ambar bahkan mencoba reach out ke seorang konsultan pernikahan dengan harapan komunikasi nya dengan sang suami bisa dibantu untuk diperbaiki. Dan Gilang yang mengesampingkan harga dirinya untuk memohon agar Ambar tetap bersamanya. Dari sini kita dapat belajar bahwa serumit apapun masalah itu, selama kemauan untuk mengahadapi dan menyelesaikannya masih ada maka akan selalu ada jalan. Sekusut apapun suatu benang, selama kita selalu berusaha mengurainya dengan tekun maka ujung benang tersebut akan ketemu jua.

 

_

Penulis:

Izza Ariqah Yusran, S.Ak., Staf BAK

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: