Ada 3 anak yang diberikan modal yang sama sebesar 100 juta rupiah tiap orang. Dalam waktu setahun anak yang pertama bisa mengembangkan modal tersebut menjadi 100 Milyar. Anak yang kedua modalnya tidak bertambah juga tidak berkurang, tetap 100 juta. Anak ketiga modalnya habis bahkan punya utang.
Cerita di atas disampaikan oleh Ust. Fatih Karim saat membahas kondisi manusia terkait waktu. Semua diberi modal yang sama, sehari 24 jam, 1 jam 60 menit dan 1 menit 60 detik. Namun pencapaian, prestasi dan produktivitas tiap orang berbeda-beda.
Ada tipe anak pertama. Dalam waktu 24 jam bisa produktif menghasilkan banyak hal. Melakukan banyak amal saleh. Ada tipe anak kedua, tidak melakukan apa-apa, hanya diam tak berbuat, tak beramal dan tak berkarya. Ada tipe anak ketiga yang menghabiskan waktunya untuk hal yang merusak dirinya, merugikan orang lain, menambah musuh dan dosa.
Tentu kita ingin menjadi tipe anak pertama, produktif dalam menggunakan waktu. Dari penjelasan lanjut Ust. Fatih Karim penulis mencoba mengelaborasi apa kunci orang-orang yang produktif dengan waktunya. Ada 5 kunci yang dapat disingkat dalam kata TEKAD yaitu tujuan, eksekusi, kolaborasi, apresiasi, dan do’a.
Kunci pertama yaitu tujuan. Orang yang produktif tujuan hidupnya ingin memberi manfaat yang besar. Manfaat tersebut banyak yang menikmati dan dalam waktu yang lama. Tujuan hidup untuk ibadah kepada Allah. Semua aktivitas bernilai pahala agar bisa masuk surga. Tujuan itu kemudian diturunkan dalam target yang spesifik, terukur, realistis dan berbatas waktu.
Kunci kedua yaitu eksekusi yang terencana dan well prepared, sehingga bisa dijalankan secara efisien dalam biaya, waktu dan sumber daya lainnya. Hidup yang terencana akan jauh dari buang-buang waktu. Agenda kerja padat dari pagi, siang, sore bahkan kadang hingga malam hari. Tidak akan membiarkan waktunya digunakan untuk hal yang tidak berguna. Waktunya akan digunakan untuk mencapai tujuan dan targetnya.
Waktunya akan digunakan untuk 5B jenis aktivitas harian yaitu beribadah, belajar, bekerja, berkarya, dan berbagi. Jelas target ibadah hariannya. Target belajar, bekerja dan berkarya. Juga tidak lupa untuk berbagi baik materi atau non materi. Kelima jenis aktivitas itu semua positif dan manfaat.
Kunci ketiga yaitu kolaborasi atau kerja sama. Tidak ada manusia yang bisa melakukan segalanya sendirian. Pasti butuh bantuan dari orang lain. Kolaborasi akan berjalan jika ada komunikasi, kepedulian dan kepercayaan. Agar target yang ingin diraih dapat tercapai, perlu disampaikan ke orang lain. Harapannya bisa dibantu dan bekerja sama. Tentu saja itu akan terwujud jika ada peduli dan saling percaya.
Kunci keempat yaitu apresiasi. Apresiasi dimaknai penghargaan dan rasa syukur. Syukur kepada Allah atas nikmat waktu dan potensi yang dimiliki. Wujud syukurnya dengan utilisasi dan optimalisasi nikmat tersebut kepada hal yang bermanfaat. Juga syukur atas segala pencapaian dengan mengapresiasi diri sendiri dan orang lain. Tentu juga berterima kasih kepada Pencipta atas segala capaian sekecil apapun.
Kunci kelima yaitu do’a. Manusia sadar dirinya lemah. Selalu ada hal yang di luar kuasa dan kemampuannya. Manusia tugasnya berusaha dan berikhtiar dengan maksimal. Jika sudah dilakukan jangan lupa berdo’a kepada Allah agar diberikan yang terbaik. Jika menghadapi masalah yang berat dan rumit jangan lupa berdo’a kepada Allah agar diberikan kekuatan, petunjuk dan solusi menghadapi dan mengatasinya.
Semoga dengan lima kunci di atas yaitu TEKAD (tujuan, eksekusi, kolaborasi, apresiasi, do’a) kita dapat menjalani hidup yang penuh berkah dan manfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Dapat menjadi manusia yang bersyukur. Menggunakan waktu yang Allah berikan dengan mengumpulkan bekal dan pahala untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selamat mencoba.
–
Penulis:
Syamril, S.T., M.Pd., Rektor Kalla Institute