Mana yang Anda pilih “menjadi lebih baik” atau “menjadi yang terbaik”? Pilihlah menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia. Lebih dewasa dalam berpikir. Lebih arif dalam bersikap. Lebih tenang dalam merespon kejadian. Lebih banyak pengetahuan dan keterampilan. Lebih profesional dalam bekerja. Lebih banyak amal kebaikan. Lebih khusyu’ dalam beribadah. Lebih dekat kepada Allah.
Bagaimana caranya agar dapat menjadi lebih baik? Said Hawwa, seorang ulama besar dari Mesir menyebutkan dalam buku Tarbiyah Ruhiyah tentang 5 tangga menuju takwa yaitu: mu’ahadah, muhasabah, mujahadah, muroqobah, mu’aqobah. Mari bahas satu persatu.
Pertama yaitu mu’ahadah, istilah dalam bahasa Arab yang artinya “perjanjian”. Ingat kembali perjanjian dengan Allah dan sesama manusia. Sebelum manusia dilahirkan ke dunia, manusia berjanji siap menjadi hamba Allah yang hanya beribadah kepada-Nya. Itulah yang membuat manusia memiliki fitrah yang hanif, cenderung pada kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Ingat juga perjanjian dengan sesama manusia. Suami istri saat menikah bertekad membangun keluarga sakinah mawaddah warahmah. Di tempat kerja juga ada perjanjian antara pekerja dan pemberi kerja. Ada hak dan kewajiban, tugas pokok dan fungsi, job description, key performance indicator. Juga bentuk perjanjian lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kedua yaitu muhasabah, istilah dalam bahasa Arab yang berarti “menghitung” atau “menilai”. Menghitung dan menilai diri sendiri pada aspek personal, profesional, relational dan spiritual (Jamil Azzaini). Personal terkait dengan emosi, mindset dan perilaku. Profesional meliputi inovasi, kinerja, dan pengembangan tim. Relational terdiri atas komunikasi, hubungan, dukungan. Sipiritual meliputi nilai-nilai, makna hidup, kedekatan pada Pencipta.
Hasil muhasabah menjadi dasar membuat perencanaan untuk perbaikan. Harapannya rencana yang disusun akurat dan dapat dijalankan. Muhasabah juga dilakukan saat pelaksanaan pekerjaan untuk mengatasi masalah dan hambatan. Biasanya dibuat dalam PICA (problem identification and corrective action).
Ketiga yaitu mujahadah, istilah dalam bahasa Arab yang berarti “perjuangan” atau “usaha”. Usaha penuh kesungguhan melalui pengerahan pikiran, tenaga, alokasi waktu, sarana, dan dana secara optimal. Juga disertai kerja sama dan sinergi dengan orang lain. Mujahadah menuntut kesabaran, konsistensi dan persistensi. Pantang menyerah dan terus mencari cara terbaik melalui continuous improvement.
Keempat yaitu muraqabah, istilah dalam bahasa Arab yang artinya “pengawasan” atau “pemantauan”. Pengawasan dapat dilakukan oleh diri sendiri, orang lain dan Allah. Agama mengajarkan bahwa manusia senantiasa berada dalam pengawasan Allah. Harapannya pikiran, perkataan dan perbuatan senantiasa berada di jalan yang benar, terhindar dari kesalahan dan pelanggaran.
Dalam organisasi pemantauan dilakukan oleh atasan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai target, budget dan jadwal. Biasanya dilakukan melalui rapat atau laporan berkala. Juga ada pengawasan oleh auditor internal dan eksternal. Auditor memeriksa apakah tindakan sesuai dan mematuhi aturan organisasi. Jika ada penyimpangan akan diberikan peringatan bahkan hukuman.
Kelima yaitu mu’aqabah, istilah dalam bahasa Arab yang artinya “hukuman” atau “pembalasan”. Hal ini merupakan konsekwensi logis dari perbuatan. Bisa berupa penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Keduanya harus dijalankan dengan adil tanpa pandang bulu. Agama mengajarkan bahwa segala perbuatan pasti ada balasannya dari Allah. Perbuatan baik berpahala dan perbuatan buruk berdosa. Kelak di akhirat ada surga yang penuh kenikmatan dan neraka yang penuh penderitaan.
Semoga di tahun 2025 kita menjadi lebih baik melalui 5M yaitu mu’ahadah (perjanjian), muhasabah (menghitung), mujahadah (perjuangan), muraqabah (pengawasan), dan mu’aqabah (pembalasan). Selamat mencoba.
–
Penulis:
Syamril, S.T., M.Pd, Rektor Kalla Institute