Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/kallins/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
KURIKULUM MERDEKA: MEMBEBASKAN PENDIDIKAN DARI PEMBATASAN - Kalla Institute

Kalla Institute

KURIKULUM MERDEKA: MEMBEBASKAN PENDIDIKAN DARI PEMBATASAN

Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep pendidikan yang telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pendidik, ahli pendidikan, dan masyarakat luas. Konsep ini lahir dari pemikiran bahwa pndidikan harus membebaskan diri dari keterbatasan-keterbatasan yang mungkin ada dalam kurikulum tradisional. Ini adalah sebuah usaha untuk membawa perubahan positif dalam sistem pendidikan dengan mengutamakan kreativitas, inovasi, dan pembelajaran yang lebih personal.

Penekanan pada Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas: Kurikulum Merdeka menempatkan penekanan yang lebih besar pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Ini berarti siswa tidak hanya diajarkan apa yang harus dipikirkan, tetapi juga bagaimana cara berpikir sendiri, menganalisis informasi, dan menghasilkan solusi inovatif untuk masalah-masalah yang ada.

Pembelajaran yang Personal: Kurikulum Merdeka mengakui bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan minat yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang lebih personal menjadi kunci dalam konsep ini. Guru diharapkan dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual.

Koneksi dengan Dunia Nyata: Kurikulum Merdeka berusaha untuk menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata. Siswa diharapkan dapat melihat relevansi dari apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan perkembangan global. Ini dapat mendorong motivasi belajar yang lebih tinggi.

Penggunaan Teknologi: Teknologi diintegrasikan dengan baik dalam Kurikulum Merdeka. Ini bukan hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sarana untuk mengakses informasi, berkolaborasi, dan menciptakan konten yang kreatif. Penggunaan teknologi juga membantu siswa memahami dunia yang semakin digital.

Kolaborasi dan Komunikasi: Kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif sangat dihargai dalam Kurikulum Merdeka. Siswa diajak untuk bekerja dalam tim, berbagi ide, dan berdiskusi tentang masalah-masalah kompleks.

Pendidikan Inklusif: Prinsip inklusi sangat dijunjung tinggi dalam Kurikulum Merdeka. Semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

Evaluasi yang Holistik: Pengukuran prestasi siswa dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya berfokus pada tes dan nilai. Evaluasi yang holistik melibatkan pengamatan, portofolio kreatif, proyek-proyek kolaboratif, dan penilaian berbasis kompetensi.

Pengembangan Karakter: Selain pengetahuan akademis, Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan karakter siswa. Ini termasuk nilai-nilai seperti empati, etika, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial.

Kurikulum Merdeka bukanlah semata-mata sebuah kurikulum pendidikan, tetapi sebuah filosofi yang mendorong perubahan positif dalam pendidikan. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan, memiliki keterampilan berpikir kritis, dan mampu beradaptasi dalam dunia yang terus berubah. Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang lebih merdeka, perlu kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan potensi setiap individu

 

_

Penulis:

Syarief Dienan Yahya, S.E., M.M., Dosen Kewirausahan Kalla Imstitute

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: