Kalla Institute

BEING GREEN, BEING RESPONSIBLE

Urgensi isu kerusakan lingkungan mendorong pemangku kepentingan termasuk pelaku bisnis untuk menciptakan iklim bisnis yang bertanggungjawab dan ramah lingkungan. Tidak sedikit perusahaan mulai berbenah dan mencegah kerusakan lingkungan yang lebih buruk seperti melakukan pemasaran hijau (Green Marketing) bahkan beralih menjalankan strategi bisnis secara berkelanjutan (business sustainability).  

Green marketing atau pemasaran hijau menjadi opsi bagi banyak perusahaan sebagai respon untuk mengupayakan praktik bisnis ramah lingkungan. Green marketing sendiri didefinisikan sebagai strategi pemasaran yang berupaya mereduksi kerusakan lingkungan.

Beberapa perusahaan yang telah memulai program pemasaran hijau adalah McDonald dengan kampanye tanpa sedotan plastik, Tumbler Day yang dilakukan Starbucks, atau kampanye Gerakan Penanaman Pohon oleh Gojek Indonesia, dan melakukan praktik ramah lingkungan pada aktivitas bisnis seperti “Recycle (mendaur ulang), Reuse (menggunakan kembali) dan Reduce (mengurangi) yang juga dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut.

Bisnis yang terlibat dalam kegiatan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan juga dinilai memiliki integritas yang tinggi sehingga menarik perhatian konsumen. Seringkali green marketing juga menjadi bagian dari corporate social responsibility (CSR) perusahaan dan strategi tersebut tidak hanya menggugurkan tanggung jawab perusahaan mengatasi isu lingkungan namun dapat menjadi advantage value yang dapat ditawarkan kepada konsumen seiring dengan kesadaran lingkungan konsumen yang terus meningkat dan respon pelaku bisnis dengan berkembangnya  segmen konsumen hijau di pasar. 

Berikut adalah beberapa aspek dan strategi utama yang terkait dengan pemasaran hijau misalnya dengan perusahaan dapat berfokus pada pengembangan produk yang telah mengurangi dampak lingkungan, seperti peralatan hemat energi, makanan organik, atau kemasan yang dapat terurai secara hayati. Selanjutnya perusahaan dapat berinovasi pada pengemasan dan desain dengan penggunaan bahan berkelanjutan untuk pengemasan, mengurangi limbah, dan mengadopsi desain minimalis yang membutuhkan lebih sedikit sumber daya selama produksi.

Kemudian, promosi dan komunikasi dengan mengeksplorasi  manfaat lingkungan dari produk melalui kampanye iklan dan materi promosi. Termasuk menekankan efisiensi energi, daur ulang, atau penggunaan sumber daya terbarukan.

Tidak hanya itu, karena kesadaran lingkungan didorong dari konsumen sendiri maka perusahaan perlu melakukan edukasi konsumen yaitu dengan mendidik konsumen tentang pentingnya keberlanjutan dan memberikan informasi tentang cara membuat pilihan konsumsi yang ramah lingkungan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan konsumen yang tentu sangat berperan penting terutama karena konsumen akan mengerti setiap langkah strategis perusahaan terkait program ramah lingkungan yang dilakukan.

 

Penulis:
A. Nurul Suci Amalia,S.E., MBA.,
Dosen Kewirausahaan Kalla Institute

Share Berita:

Pengumuman:

Kalender Event:

Berita & Artikel: