Apakah anda pernah melihat seorang teman, sahabat ataupun keluarga anda yang selama ini anda mengenalnya sebagai orang yang pendiam tapi anda mendapatkan cerita dari orang lain bahwa sahabat Anda tersebut adalah orang yang sangat vocal ditempat kerja atau anda merasa sahabat anda sangat berbeda ketika di dunia profesional mereka? Nah lho jangan negative thinking dulu ya, itu bukan dua atau orang berkpribadian ganda dalam konotasi negative karena bisa saja sahabat anda tersebut menerapkan apa yang disebut dengan “Alter Ego”.
Istilah alter ego merujuk pada pemahaman bahwa setiap individu memiliki lebih dari satu sisi kepribadian yang berbeda atau sisi lain dalam kepribadian seseorang yang mungkin berbeda dari identitas yang biasa. Sisi ini muncul dalam situasi tertentu atau lingkungan yang berbeda. Konsep ini membantu kita mengenali bahwa kita semua memiliki banyak aspek diri yang dapat berperan dalam menghadapi situasi, emosi, dan tantangan yang berbeda. Dengan memahami hal tersebut kita sekaligus akan memahami dan merangkul sisi lain diri kita atau kompleksitas diri kita dan membantu kita untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Memahami alter ego ini juga butuh yang disebut “penerimaan” diri. Kita menerima bahwa kita memiliki sisi lain yang hanya kita saja yang tau bagaimana dan kapan kita menggunakannya. Selain itu, hal tersebut juga membantu kita mengatasi ketakutan, rintangan, atau kebiasaan yang mungkin menghalangi perkembangan kita. Misalnya, kita menyadari bahwa kita memiliki kepribadian yang cenderung dominan sehingga mengatasi itu kita jadi punya kontrol untuk tidak menunjukkannya saat berdiskusi, terbuka untuk mendengarkan bahkan mencoba untuk sesekali membiarkan orang lain menjadi penentu keptusan sehingga dapat menghindari konflik yang tidak diperlukan. Sama seperti saat kita berada pada situasi yang memerlukan kepercayaan diri kita dapat memanfaatkan alter ego kita yang dominan, sisi lain kita yang kuat yang membantu kita yakin pada diri sendiri. Dengan mengenali dan memahami alter ego, kita dapat mengatur emosi dan tindakan kita secara lebih efektif sesuai dengan kebutuhan saat itu.
_
Penulis:
A. Nurul Suci Amalia,S.E., MBA., Dosen Kewirausahaan Kalla Institute